” Islam” dalam bahasa Arab merupakan wujud kata barang inifinitf kuadri- literal( maṣdar rubā‘ī). Wujud kata kerja perfek aktif triliteralnya( fi‘ l māḍiṡulaṡī mabnī ma‘ lūm) merupakan salima(سلم,” selamat”). Makna semantik dari wujud kuadri- literalnya ini merupakan tunduk serta patuh( khadha‘ a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan, memasrahkan( sallama), menjajaki( atba‘ a), menunaikan, mengantarkan( addā), ataupun masuk dalam kedamaian, keselamatan, ataupun kemurnian( dakhala fi al- salm  al- silm  al- salām).Seluruh sebutan yang seakar kata dengan“ islām” berhubungan erat dengan arti keselamatan, kedamaian, serta kemurnian.

Secara sebutan, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan serta kepatuhan terhadap perintah Allah dan pasrah serta menerima dengan puas terhadap syarat serta hukum- hukum- Nya. Penafsiran“ berserah diri” dalam Islam kepada Tuhan tidaklah istilah buat mengerti fatalisme, melainkan selaku kebalikan dari rasa berat hati dalam menjajaki ajaran agama serta lebih suka memilah jalur gampang dalam hidup.Seseorang muslim menjajaki perintah Allah tanpa menentang ataupun mempertanyakannya, namun diiringi usaha buat menguasai hikmahnya.

Sebutan” Islam” pula bisa dimaksud selaku agama yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad selaku jalur keselamatan di dunia serta akhirat yang ajarannya dilandasi oleh tauhid serta diterapkan dalam segala aspek kehidupan manusia.

( Ingatlah) kala Tuhan berfirman kepadanya( Ibrahim),“ Berserahdirilah!” Ia menanggapi,“ Saya berserah diri kepada Tuhan segala alam.”

إِذْقَالَلَهُرَبُّهُأَسْلِمْۖقَالَأَسْلَمْتُلِرَبِّالْعَالَمِينَ Aya- 131. png​

—Quran Al- Baqarah: 131

Islam sesungguhnya pula dipakai buat menyebut kepercayaan monoteistik yang diyakini bersama oleh agama- agama samawi( dikala ini Judaisme serta Kekristenan); amati QS al- Maidah ayat 44, QS Ali Imran ayat 67 serta 52. Tetapi, Islam lebih terkenal digunakan buat agama yang dibawa oleh Muhammad sebagaimana ada dalam suatu ayat Alquran yang diturunkan di akhir- akhir masa kenabiannya:

Pada hari ini sudah Saya sempurnakan agamamu untukmu, serta sudah Saya cukupkan nikmat- Ku bagimu, serta sudah Saya ridhai Islam selaku agamamu.

الْيَوْمَأَكْمَلْتُلَكُمْدِينَكُمْوَأَتْمَمْتُعَلَيْكُمْنِعْمَتِيوَرَضِيتُلَكُمُالْإِسْلَامَدِينًا​

—Quran Al- Ma’ idah: 3

Iman, millah, serta syariah

Islam bisa pula diucap dengan iman, millah, serta syariah dalam pengertiannya selaku ketentuan yang diturunkan oleh Allah lewat para utusan yang mencakup keyakinan, kepercayaan, adab, akhlak, perintah, serta larangan. Agama Islam bersumber pada kewajiban buat berserah diri serta menunaikan ajarannya diucap islam; bila dilihat bersumber pada keyakinan terhadap Allah serta yang Ia turunkan, hingga diucap iman; sebab Islam itu diktatif serta terdokumentasikan, hingga diucap millah; serta sebab sumber hukumnya merupakan Allah, hingga diucap syariah.

Syariah, ataupun syariat, serta fikih merupakan 2 sebutan yang biasa dipakai bergantian, namun ada perbandingan mendasar di antara keduanya. Syariah merupakan hukum yang merujuk langsung pada Al- Quran serta hadis. Fikih merupakan yurisprudensi Islam yang memakai sumber primer, Al- Quran serta hadis, serta sumber sekunder( amati§ Sumber hukum serta ajaran Islam).

Muslim

Muslim merupakan orang yang memeluk ajaran Islam dengan metode melaporkan kesaksiannya tentang keesaan Allah serta kenabian Muhammad. Wujud jamaknya merupakan muslimin, muslimun, ataupun umat Islam.

Konsep ketuhanan

Konsep bawah menimpa ketuhanan di dalam Islam dipaparkan dalam satu surah bernama Surah Al- Ikhlas yang cuma terdiri dari 4 ayat. Ayat awal dari surah ini mengatakan kalau Tuhan yang Maha Esa bernama Allah. Ayat kedua menarangkan tentang keahlian yang dimiliki- Nya selaku Tuhan, ialah selaku tempat memohon seluruh suatu. Setelah itu, pada ayat ketiga disebutkan sifat- Nya yakni tidak beranak serta tidak diperanakkan. Ayat keempat pula mengatakan sifat- Nya ialah tidak terdapat suatu apapun yang menyerupai- Nya.[12] Dalam ajaran Islam. Allah merupakan salah satunya Tuhan yang berhak disembah, mempunyai nama- nama terbaik, serta mempunyai watak serta kepribadian paling tinggi.[13] Ajaran monoteisme Islam diucap tauhid, yang didefinisikan selaku pengesaan Allah dalam hal- hal yang jadi kekhususan Tuhan serta yang Ia wajibkan.[14] Pengesaan Allah dalam hal- hal kekhususan Tuhan dipecah jadi 2 bahasan: tauhid rububiyah serta tauhid asma wash- shifat, sebaliknya pengesaan Allah dalam hal- hal yang Ia wajibkan dibahas dalam tauhid uluhiyah.[15]

Tauhid( Monoteisme)

Dalam tauhid rububiyah, Allah diakui selaku salah satunya Rabb( Yang Memahami), sehingga seluruh tidak hanya Allah merupakan‘ abd( hamba/ budak/ yang dipahami).[16] Allah merupakan Rabb Yang Berkuasa dalam penciptaan, pengurusan, serta kerajaan alam semesta.[17] Allah selaku salah satunya Pencipta merupakan pula Yang Berikan rezeki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, dan Yang Berikan khasiat serta bahaya.[18] Allah yang mengurus seluruh suatu; seluruh urusan yang Ia tangani merupakan kebaikan; serta Allah Mahakuasa terhadap apa yang Ia kehendaki.[18] Dalilnya merupakan ayat dalam Alquran,“ Seluruh penciptaan serta urusan jadi hak- Nya.”[Al- Araf: 54][17]

Allah pula diakui mempunyai kesempurnaan nama serta atribut( atribut esensial serta atribut aksidental) tidak hanya mencipta, mengurus, serta merajai alam semesta; perihal ini dibahas dalam tauhid asma wa watak( keesaan nama serta watak).[15] Nama serta watak Allah dikenal lewat serta diresmikan dengan Alquran serta Sunnah pada arti tersuratnya serta tidak dapat diresmikan oleh ide semata.[19] Tetapi, nama serta watak Allah tidak terbatas; tidak hanya dari yang disebutkan dalam Alquran serta Sunnah disembunyikan dalam ilmu gaib- Nya.[20]

Dalam tauhid uluhiyah, Allah diakui selaku Tuhan Yang Maha Esa dalam seluruh wujud peribadahan dari segala makhluk- Nya.[15] Pengakuan Allah selaku salah satunya Rabb berkonsekuensi penyembahan makhluk kepada Rabb- nya semata.[21] Ibadah ataupun penghambaan diri kepada Allah ialah perbuatan makhluk buat merendahkan diri kepada- Nya dengan mengerjakan perintah- perintah- Nya serta menghindari larangan- larangan- Nya seumur hidup.[22] Ibadah tidak boleh diperuntukan sedikit juga kepada tidak hanya Allah.[23] Beribadah kepada tidak hanya Allah, walaupun pula menyembah Allah, merupakan dosa yang sangat besar dalam Islam yang diucap dengan syirik( mempersekutukan Allah), sebagaimana disebutkan dalam firman- Nya:[23]

Serta( ingatlah) kala Lukman mengatakan kepada anaknya, kala ia berikan pelajaran kepadanya,” Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sebetulnya mempersekutukan( Allah) merupakan betul- betul kezhaliman yang besar.”

وَإِذْقَالَلُقْمَانُلِابْنِهِوَهُوَيَعِظُهُيَابُنَيَّلَاتُشْرِكْبِاللَّهِۖإِنَّالشِّرْكَلَظُلْمٌعَظِيمٌ Aya- 13. png​

—Quran Luqman: 13

Asmaulhusna

Allah menarangkan tentang nama- nama serta atribut- atribut ketuhanan di Quran.

Zikir serta doa

Zikir serta doa merupakan 2 berbagai ibadah kepada Allah yang secara universal tidak mempunyai batas waktu serta tempat.[25] Zikir secara bahasa maksudnya mengingat ataupun menyebut. Secara sebutan, zikir mencakup ibadah menyanjung Allah, mengingat nama- nama- Nya, nikmat- Nya, keputusan serta takdir- Nya, ajaran agama- Nya, dan janji balasan pahala serta ancaman siksa- Nya.[26] Ibadah zikir mencakup zikir hati serta zikir lisan.[27] Zikir bertujuan buat mewujudkan kesempurnaan peribadahan kepada Allah.[28] Membaca Alquran pula tercantum zikir.[29]

Doa secara bahasa maksudnya memanggil ataupun memohon. Secara sebutan, doa mencakup panggilan pujian serta permintaan kepada Allah.[30] Tiap muslim diperbolehkan buat berdoa memohon kebaikan ataupun berlindung dari keburukan.[31] Allah memerintahkan buat berdoa kepada- Nya dengan doa- doa yang ada di Alquran serta Sunnah.[32] Doa yang tidak ada di dalam Alquran serta Sunnah diperbolehkan tidak hanya doa yang melampaui batasan, semacam memohon supaya mengenali seluruh suatu ataupun mengenali perihal gaib sebab itu ialah kekhususan Allah.[32]

Ajaran Islam: Takwa

Inti dari ajaran Islam sekalian karena bermacam kebaikan merupakan takwa kepada Allah.[33] Takwa merupakan perbuatan melaksanakan perintah Allah serta meninggalkan larangan- Nya yang dilandasi oleh rasa khawatir, harap, serta cinta kepada Allah.[34] Seseorang muslim menyembah Allah pula dalam rangka berharap masuk surga serta bebas dari neraka.[35] Sebutan takwa ialah sebutan yang sangat banyak disebutkan di dalam Alquran. Ada pula ayat yang sangat menarangkan tentang peran takwa merupakan:[36]

Serta sangat, Kami sudah memerintahkan kepada orang yang diberi kitab suci saat sebelum kalian serta( pula) kepadamu supaya bertakwa kepada Allah.

وَلَقَدْوَصَّيْنَاالَّذِينَأُوتُواالْكِتَابَمِنقَبْلِكُمْوَإِيَّاكُمْأَنِاتَّقُوااللَّهَ​

—Quran An- Nisa’: 131

Segala ajaran Islam yang tercantum dalam Alquran serta sunnah( sikap kehidupan Nabi Muhammad) bisa dikelompokkan jadi 3 judul besar bersumber pada bidang kajian keilmuannya. Awal, ajaran yang berhubungan dengan keimanan terhadap Allah, para malaikat- Nya, kitab suci yang diturunkan- Nya, para utusan- Nya, serta kejadian di kehidupan sehabis kematian. Ulasan perihal ini tercakup dalam bidang ilmu Aqidah( teologi). Kedua, ajaran yang berhubungan dengan perbuatan hati serta jiwa, nilai- nilai moral, serta ketentuan sikap. Ajaran ini dimaksudkan buat meningkatkan sifat- sifat mulia serta tercakup dalam bidang ilmu Akhlak serta Adab( etika). Ketiga, ajaran yang berhubungan dengan perbuatan raga yang mencakup perintah, larangan, serta kebolehan. Ajaran ini masuk dalam bidang ilmu Fiqih( hukum Islam).[37][38]

Aqidah: kepercayaan

Ajaran pokok dalam Islam merupakan hal- hal yang menyangkut keyakinan ataupun kepercayaan hati.

Muslim pula mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 masalah, ialah:

  1. iman kepada Allah,
  2. iman kepada malaikat Allah,
  3. iman kepada kitab Allah( Al- Quran, Injil, Taurat, Zabur serta suhuf),
  4. iman kepada nabi serta rasul Allah,
  5. iman kepada hari kiamat, serta
  6. iman kepada qada serta qadar.

Fiqih: ibadah serta muamalah

Aspek hukum dalam Islam meliputi bermacam amal perbuatan.[37] Amal- amal perbuatan tersebut bisa dipecah jadi 2 jenis bawah bagi arah hubungannya.

Ibadah

Ibadah merupakan amal perbuatan manusia berhubungan dengan Allah. Ibadah terdapat yang murni ibadah,[a] semacam Salat serta puasa; terdapat yang ibadah sosial,[b] semacam Zakat serta Haji. Keempat amal ini diucap selaku” Rukun Islam” sehabis syahadat.

Muamalah

Muamalah merupakan perbuatan manusia berhubungan dengan manusia lain. Hukum yang mengendalikan permasalahan muamalah dipecah lagi jadi 4 sub- bagian:

  • hukum- hukum yang membenarkan keberlangsungan dakwah Islam serta mempertahankannya. Hukum- hukum ini merupakan yang diartikan dengan Jihad. Jihad bisa berbentuk upaya bersenjata serta upaya tidak bersenjata.
  • hukum- hukum keluarga buat melindungi serta membina keluarga. Di dalamnya tercantum hukum perkawinan, perceraian, serta peninggalan.
  • hukum- hukum perdagangan yang mengendalikan transaksi bisnis, kontrak sewa- pinjam, serta lain- lain.
  • hukum- hukum pidana yang mengendalikan aksi kriminal dalam warga.[39]

Adab serta akhlak

Bukan cuma semata- mata menempuh ajaran iman serta amal, Islam pula mengajari supaya seluruh muslim menghiasi diri lahir serta batin dengan adab serta akhlak mulia.[40]

Adab- adab dalam Islam:

  • adab kepada Allah, tercantum adab dalam niat
  • adab kepada Alquran
  • adab kepada Muhammad selaku utusan Allah
  • adab kepada diri sendiri: taubat, muroqobah, muhasabah, serta mujahadah
  • adab kepada seluruh makhluk
  • berbakti kepada orang tua
  • menyambung ikatan kekerabatan( silaturahim)
  • berbuat baik kepada tetangga
  • berbuat baik kepada anak yatim, fakir miskin, serta anak jalanan
  • tidak mencela, berburuk sangka, memata- matai, ataupun menyebarkan keburukan orang lain( gosip)
  • adab persaudaraan, cinta, serta benci sebab Allah
  • adab majelis
  • adab makan serta minum
  • adab bertamu
  • adab bepergian
  • adab berpakaian
  • adab tidur

Akhlak- akhlak terpuji dalam Islam:

  • tabah mengalami cobaan
  • bertawakal kepada Allah serta tidak cuma mengandalkan diri sendiri
  • mendahulukan orang lain serta menyayangi kebaikan
  • adil serta berimbang
  • kasih sayang
  • malu
  • melaksanakan yang terbaik
  • jujur
  • dermawan
  • rendah diri, tidak sombong
  • Akhlak- akhlak tercela dalam Islam:[41]
  • lalim
  • dengki
  • menipu
  • riya
  • bangga diri serta tertipu oleh dunia
  • lemah serta malas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *