Kesiapan Bali Menghadapi Liburan Panjang Ditengah Pandemi COVID-19
Bali sebagai tidak benar satu destinasi yang tetap jadi area pilihan bagi sejumlah wisatawan tentu menyongsong baik kunjungan wisatawan domestik ditengah era pandemi Covid-19 sementara liburan panjang layaknya sementara ini.
Kunjungan wisatawan jadi mengalmi kenaikan sejak tanggal 26 Oktober lalu mencapai 5000 orang, 6300 orang di tanggal 27 Oktober dan kenaikan mencolok mencapai 9500 orang di tanggal 28 Oktober kemarin. Kunjungan wisatawan domestik ini berasal dari Lima (5) wilayah yakni Cengkareng, Surabaya, Ujung Pandang, Lombok dan Halim. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa sementara video conference di Kantor Diskominfos Bali, Kamis (29/10) petang sewa mobil bali .
Beberapa point tambahan yang disampaikan Kadis Pariwisata Provinsi Bali, yakni Kunjungan wisatawan merupakan berkah bagi Provinsi Bali yang sepanjang ini mengandalkan pariwisata dan sepanjang delapan (8) bulan terakhir anjlok total. Liburan panjang bersama dengan jumlah kunjungan wisatawan yang memadai tinggi sepanjang era pandemi adalah dua perihal yang sesungguhnya mesti diselaraskan, dikarenakan kebugaran tentu amat mutlak dan jadi perihal utama yang mesti diselamatkan, tetapi ekonomi terhitung adalah perihal mutlak bagi kelangsungan hidup banyak pihak. “Sehingga pemerintah menyelaraskan dan menyeimbangkan kepentingan kebugaran dan ekonomi sebagaimana kita menciptakan liburan yang aman, nyaman tanpa kerumunan,” ungkap Kadis Pariwisata Provinsi Bali.
Delapan (8) bulan adalah sementara yang tidak singkat untuk kita beradaptasi bersama dengan virus corona yang sampai sementara ini tetap jadi momok bagi keberlangsungan perekonomian penduduk secara umum. Kesadaran penduduk didalam memanfaatkan masker dirasakan telah meningkat, tetapi kerumunan yang berlangsung belum dapat terurai bersama dengan baik, dikarenakan layaknya yang diketahui bahwa tidak benar satu penyebab virus corona cepat mengalami penularan dan penyebaran adalah ditengah kerumunan (terutama ngobrol bersama dengan lawan berbicara tanpa masker, dan keramaian yang mengakibatkan kerumunan tanpa jaga jarak).
Untuk memahami wisatawan yang masuk Bali didalam kondisi aman, sekaligus untuk menanggung tidak terjadinya kluster baru baik bagi wisatawan yang singgah dan penduduk lokal maka secara internal mereka mesti memproteksi dirinya sebelum singgah ke Bali, bersama dengan syarat sekurang-kurangnya menyatakan surat kebugaran baik RAPID tes ataupun Swab berbasis PCR. Sedangkan sementara telah berada di Bali Pemerintah Daerah bekerjasama bersama dengan Satgas Desa Adat dan terhitung pecalang bertugas untuk mengawasi dan memantau wisatawan yang tersedia di tempat/ destinasi obyek wisata. Salah satunya mereka mesti berani memberi salam kalau berlangsung kerumunan dan bagi area obyek wisata mesti menyiapkan protokol kebugaran layaknya area membersihkan tangan dan sabun.
Juru berbicara Satgas Covid-19 Pusat Prof. Wiku Adisasmito menyatakan bahwa penduduk Indonesia adalah penduduk sosial dan aktif yang selamanya menjaga jalinan antara satu bersama dengan yang lain, apalagi kondisi liburan selamanya jadi perihal istimewa yang ditunggu untuk melepaskan letih dari tradisi sekaligus untuk berkumpul bersama dengan keluarga. Sehingga pihaknya beranggap bahwa delapan (8) bulan jadi sementara belajar yang memadai bagi semua pihak untuk mengganti tata langkah kehidupan yakni bersama dengan menerapkan 3 M (memakai masker kapan dan dimanapun berada, membersihkan tangan bersama dengan air mengalir dan sabun tiap tiap sementara dan juga menjaga jarak bersama dengan orang lain).
Pemprov Bali miliki aplikasi “Love Bali” yang disiapkan bagi wisatawan yang masuk untuk mengisi cek diri berkaitan data area asal, identitas lengkap, berapa lama akan berada di Bali dan menginap dimana sepanjang berlibur di Bali. Hal ini diinginkan jadi data akurat bagi kunjungan wisatawan di era pandemi supaya menunjang tim satgas untuk laksanakan tracing contacts kalau berlangsung persoalan Covid-19 sementara mereka berada di Bali.